![]() |
Foto by : npr.org |
Tanimodern.com - Sebelum mengenal cara budidaya Tomat, terlebih dahulu mengenal beberapa tomat.Tomat terdiri dari berbagai jenis. Beberapa subspesies yang terkenal diantaranya tomat apel, tomat porselin, tomat sayur, tomat kentang dan tomat keriting.
Tomat bisa tumbuh baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Jenis tomat sayur lebih baik ditanam di dataran tinggi. Namun, ada varietas yang termasuk tipe tomat apel yang cocok ditanam di dataran rendah dan tahan terhadap penyakit layu seperti VC 11 (ratna), aV - 33 (intan), berlian, mutiara, dan tw 375.
Tanaman
tomat sangat peka terhadap tanah yang sedikit kekurangan zat-zat Hara, terutama
unsur nitrogen. Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah gembur,
sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah
liat yang sedikit mengandung pasir dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 5
- 6 sangat disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam terbaik ialah 2 bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan. Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan buahnya banyak yang pecah sehingga mutunya menurun. Di sawah atau tempat yang dapat di air atau digenangi, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim kemarau.
Cara Tanam Tomat
Tomat
dikembangbiakkan dengan bijinya. Sebelum ditanam, biji tomat disemai terlebih
dahulu. Tanah untuk persemaian dicangkul dan diberi pupuk kandang yang matang
dan steril. Untuk melindungi semayan dibuatkan atap yang menghadap ke timur dan
miring ke barat setinggi 1 meter. Atap ini berguna untuk menjaga kelembaban,
memperoleh suhu yang tetap, dan mengatur banyaknya sinar matahari yang masuk.
Biji tomat
ditaburkan berbaris dengan jarak antar baris 5 cm. Penaburan dilakukan dengan
hati-hati tipis-tipis di atas tanah persemaian. Untuk lahan seluas 1 hektar
diperlukan sebanyak 300 - 400 gram biji tomat. Menurut teori, penanaman 1
hektar lahan hanya diperlukan 150 gram biji yang berdaya kecambah 75%.
Biji tomat
akan tumbuh setelah 5 - 7 hari disemaikan. Setelah berumur 2 minggu, bibit
dipindahkan ke dalam kantong plastik atau bumbung (pot) daun pisang.
Lahan yang
akan digunakan dicangkul sedalam 40 cm dan dibuat bedengan dengan lebar 1,40 -
1, 60 m. Di atas bedengan dibuat lubang dengan jarak 50 - 60 cm.
Jarak antar
baris lubang 70 - 80 cm sehingga tiap bedengan terdiri dari 2 baris lubang.
Tiap-tiap lubang di pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 0, 5 - 1 kg atau 20
ton/ha. Pada lahan tersebut juga dibuatkan saluran pembuangan air (parit) antar
bedengan dengan lebar 20 cm. Parit ini sangat penting untuk drainase dan
mencegah serangan penyakit layu.
Setelah
berumur 1 bulan, kira-kira daun empat helai, bibit tomat dipindahkan ke lubang
lubang tanam yang telah tersedia di kebun. Setiap lubang ditanami satu batang
tanaman yang sehat, kuat, dan subur. Jika diperlukan, tanaman ditutupi dengan
dedaunan atau pelepah pisang. Tutup ini untuk mencegah teriknya sinar matahari
atau pukulan air hujan yang mungkin jatuh. Setelah 3 - 4 hari tutupnya dibuka.
Tanaman
tomat yang telah berumur 1,5 bulan diberi pupuk buatan berupa campuran urea,
TSP, kCL, dengan perbandingan 2: 3: 1 sebanyak 12 gram tiap tanaman. Pupuk ini
diletakkan dalam alur yang melingkari batang tanaman, kurang lebih 5 cm dari
batang tanaman. Alur ini selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk
buatan ini di ulangi sekali lagi setelah 2 - 3 minggu kemudian.
Dengan
demikian, untuk tiap hektar tanaman dibutuhkan 200 kg urea, 300 kg TSP, dan 100
kg KCI. Pada tanah tandus, pupuk urea diberikan sampai 300 kg /ha. Pemberian
pupuk buatan sebaiknya bersamaan waktunya dengan pendangiran tanah.
Saat umur
tanaman tomat 1,5 bulan cabang samping dipangkas hingga tersisa 1-2 cabang
utama tiap tanaman. Tunas yang tumbuh pada ketiak daun dan berbunga
sedikit(tunas liar) harus dibuang. Tunas-tunas tersebut dapat mengurangi hasil buah.
Pemeliharaan Tanaman Tomat
Tanaman
tomat perlu pemeliharaan khusus atau intensif, terutama dalam pengendalian
serangan hama penyakit. Walaupun demikian, banyak orang menanam tomat secara
komersial karena memberikan keuntungan yang layak. Adapun cara memelihara tomat
yaitu dengan membersihkan rumput atau gulma, mengatur ketersediaan air,
memasang ajir dari bambu serta memberantas hama penyakit yang menyerang.
Untuk
pemberantasan hama dan penyakit sebaiknya terlebih dahulu mengenali jenis hama
dan penyakit nya. Jenis hama tomat ialah ulat penggerek buah dan Ulat tanah.
Ulat tanah ini dapat mematahkan tanaman muda. Ulat tanah dapat diberantas
dengan disemprotkan Rhocab 10 G 0,1% di sekitar tanaman, sedangkan ulat
penggerek buah dengan decis 2,5 EC 0,2%.
Hama lainnya
yang dapat merusak tanaman tomat adalah cacing. Cacing ini yang berbahaya
Iyalah nematoda bintil akar. Nematoda ini hanya timbul pada tanah tanah yang
terlalu asam (ph 4-5). Ini menyebabkan akar akar tomat berbintil, tanaman
lemah, dan produksinya menurun.
Selain hama,
ada bahaya lainnya yang dapat merusak tanaman tomat, yaitu penyakit. Berbagai
jenis penyebab penyakit berbahaya bagi tanaman tomat yaitu cendawan, bakteri
dan virus.
Penyakit
yang disebabkan oleh cendawan adalah penyakit damping off, busuk daun, dan
layu. Cendawan Rhizoctona sp. Dan pythium sp. Dapat menimbulkan penyakit
damping off. Penyakit ini sering mengancam tanaman di persemaian. Serangan
Penyakit ini dapat dicegah dengan penyemprotan dithane M-45 0,2% sebelum
penyakit muncul.
Cendawan
phytopthora infestans dapat menyebabkan penyakit busuk daun atau penyakit
cacar. Daun dan buah dari tanaman yang terserang penyakit ini bernoda hitam
seperti cacar, tidak teratur, dan akhirnya menjadi kering dan busuk. Penyakit
ini dapat diberantas dengan benlate 0,1-0,3%, antracol, atau dithane M-45 0,2%.
Jika pemberantasan terlambat, penyakit ini dapat menggagalkan panen.
Adapun jenis
cendawan fusarium oxysporum dapat menyebabkan penyakit layu atau lanas.
Serangan Penyakit ini terjadi pada akar sehingga sulit diberantas. Selain itu,
penyakit dapat menyebar melalui tanah, air, dan bibit.
Jenis
penyakit lainnya yang menyerang tomat dapat juga disebabkan oleh virus. Jenis
virus berupa virus keriting dan tobacco mosaic virus (TMV) atau blorok yang
sampai kini belum dapat diberantas. Penyakit ini disebabkan oleh serangga
vektor berupa kutu daun myzus persiae.
Jenis
penyakit yang menyerang tanaman tomat bersifat cepat menjalar/menyebar.
Timbulnya penyakit damping off dan penyakit layu terjadi akibat penggunaan
pupuk kandang yang belum matang. Penyebaran penyakit dapat dicegah dengan cara
tanaman yang terserang penyakit segera dicabut dan dibakar. Pencegahan lainnya
ialah rotasi tanaman, kebersihan tanaman dijaga, dan penggunaan varietas tahan
penyakit layu misalnya varietas Ratna dan Intan. Selain itu, dapat digunakan
pula bibit tomat sambungan (enten). Bibit tomat tersebut disambung di atas
batang takokak atau terung gelatik untuk mencegah serangan penyakit melalui
akar (seperti penyakit layu cendawan dan layu bakteri). Alasan penyambungan ini
karena takokak dan terung gelatik tahan terhadap penyakit tersebut.
Cara Panen Tomat
Buah pertama
sudah bisa dipanen setelah tanaman berumur 2 bulan tanam. Bila buah dipanen
terlambat, yaitu terlalu masak atau tua maka banyak buah yang jatuh dan mudah
rusak selama dalam pengangkutan.
Yang unggul
dan sehat dapat menghasilkan 10- 25 ton buah tomat/ha. Produksi tanah di
Indonesia sekitar 25000 ton dengan luas berkisar 4000 ha. Hasil produksi tomat
telah diperdagangkan secara luas. Tomat dalam negeri (sumatera Utara dan Jawa
Barat) telah masuk pasar luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Tama tipe
apel dan gondol (roma) adalah jenis tomat yang disenangi konsumen luar negeri.
Demikian dulu cara budidaya tomat, semoga bermanfaat dan bila hendak budidaya tomat, gunakan pupuk organik akan lebih baik, supaya pertanian kita tetap lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar